![]() |
http://www.azcentral.com/ent/movies/showtimes/images/106150/106150_bj.jpg |
Bagaimana perasaan anda, ketika
bangun di pagi hari, lalu sadar bahwa hidup anda tinggal hitungan jam?. Hitungan mundur menghadapi kematian, inilah
bumbu menarik dalam film in time. Biasanya, tidak sedikit manusia yang
begitu rileksnya dalam menanti kematian, karena bagi mereka, waktu kematian
masih menjadi misteri. Terkadang mereka khilaf, merasa seolah-olah mereka akan
hidup selama-lamanya dalam jasad ini. Tapi tidak dalam film in time, dimana
setiap manusia tahu persis berapa lama lagi usianya.
Diceritakan dalam film ini, bahwa
teknologi telah menemukan cara agar manusia tidak lagi menua, melemah ataupun
menjadi keriput. Umur manusia maksimal ialah pada 25 tahun. Namun demikian
setelah usianya yang ke 25 ini, hitungan mundur pun dimulai. Setiap manusia
diberi jatah waktu hidup 1 tahun. Pada era ini, waktu telah menjadi mata uang.
Setiap manusia bekerja, berlomba-lomba untuk mendapatkan tambahan waktu hidup. Ada
yang hidup sampai ratusan tahun, sehingga bingung, apa lagi hal menarik yang
dapat dilakukan. Namun ada juga yang meninggal cepat, karena kurang
mempersiapkan diri akan situasi yang dihadapi.
Inilah kenyataan waktu, dimana
bahkan Tuhan bersumpah bersama waktu. Dalam waktu yang bersamaan, saat ini, setiap manusia dapat melakukan apa pun yang ingin dilakukannya. Pertanyaan
awalnya adalah… apakah yang akan dilakukannya itu akan disesalinya dikemudian
hari?. Maka dari itu cukupilah diri dengan pengetahuan, agar dapat mengenali
tujuan hidup, sehingga tidak ada penyesalan dalam mempersiapkan, kemudian
melangkahkan hidup dalam mencapai tujuan.
Tidak sedikit manusia yang seringkali
khilaf bahwa dirinya dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga tidak mempersiapkan secara maksimal apa yang akan dihadapinya sekarang, sesuai dengan porsi tugasnya. Padahal
kesempatan itu tidak akan pernah dapat diulanginya lagi.
Justin Timberlake, sebagai Will
Salas berkata di awal film…
“I don’t have time. I don’t have
time to worry about how it happend. It is, what it is.”
Ya, sepakat. Jangan terbuai
merenungi masa lalu. Kalau pun kita sadar bahwa yang kita lakukan di masa lalu,
adalah salah. Belajarlah dari kesalahan. Jangan takut untuk bergerak setelah
mempersiapkan jalan untuk melangkah ke masa depan. Kalau pun salah, setidaknya kita
melangkah.
R.M.R
No comments:
Post a Comment