Friday, November 29, 2013

Kok Jadi Beda Ya?

http://inforeseps.com/wp-content/uploads/2010/04/bahan-dasar-roti-inforesep.jpg


“Kok jadi beda ya?”. Itu pertanyaan yang ditanya ama sobat-sobat sayah yang cewe, ke cowonya, dan kemudian mereka tanyain ke sayah. Haiyahhh. 

Masing-masing dari mereka udah nanya ke cowonya, dan jawaban para cowo itu sama, “perasaan biasa aja ah”.  Okey, memang jawaban sejuta umat cowo tampaknya. Masing-masing dari mereka bingung, ada ketidakcocokan yang dirasa dengan yang ucap.

Ini pola yang berulang di banyak tempat. Pola pertanyaan cewe, dan pola jawaban cowo, yang seolah mereka tampak telah melalui pelatihan, hingga menghadirkan pertanyaan dan jawaban yang seirama. Bahasan ini perlu ditampilin, tuk nambah info, yakin mau milih itu cowo/cewe jadi tetep jadi pasangan? ampe berkeluarga? ampe punya anak?. Waspada kurang persiapan, ujung-ujungnya berkecamuk perang, dan yang menjadi salah satu korban adalah anak.

Saat seorang manusia menyukai orang lain dari lawan jenisnya, maka akan terjadi perubahan hormonal di dalam tubuhnya. Perubahan hormonal inilah yang akan menyebabkan munculnya banyak sensasi yang dirasakan tubuh. Sensasi yang muncul karena bertemu dengan orang yang dianggap menarik, dan seolah mampu menjadikan semua sisi kehidupan menjadi menarik. 

Namun lama kelamaan, magnet kemenarikan ini mulai pudar. Dari sisi cowo, pudarnya magnet ini karena dirasa cewe mulai menurun tingkat menariknya. Cowo mulai menganggap kehidupan cewe monoton, kurang memicu adrenalin, sehingga seolah cewe kurang layak diperhatikan berlebih lagi. Dari sisi cewe, pudarnya magnet ini karena dirasa cowo mulai menurunkan tingkat perhatiannya, sehingga dirasa layak untuk diputuskkan.

Saat cowo menganggap bahwa kehidupan cewe itu lebih monoton, sehingga tidak lagi menarik, hal ini perlu disadari bahwa jiwa petualang cewe memang tidak sebesar para cowo. Saat cewe merasa cowo mulai menurunkan tingkat perhatiannya, yang terjadi adalah cowo mencari kegiatan lain yang dianggap lebih menarik untuk menghilangkan dahaga penuh tantangan jiwa cowo. Bukan dengan selingkuh tentunya. 

Pada kegiatan yang dianggap menarik ini cowo cenderung menyendiri, mengulik apa yang menjadi hobinya. Hobi yang dianggap menarik dan lebih menantang. Atau mungkin  berkumpul dengan sobat-sobatnya untuk saling bertukar cerita menarik, untuk menjadi pemicu kegiatan lainnya, agar hidupnya menjadi lebih menarik.

Pada sudut pandang cewe, ia akan menganggap dirinya tidak lagi hadir dalam kehidupan cowonya. Seolah dalam invicible mode. Padahal pada persepsi cowo, cowo merasa pada titik aman dengan telah memiliki pasangan yang disayanginya, maka ia bisa melakukan hal lainnya yang dianggap lebih menarik. Sekali lagi, untuk menghilangkan dahaga penuh tantangan jiwa cowo.

Alternatif solusinya, buat aturan main yang disepakati bersama. Apa yang dipengen masing-masing. Buat sistem reward and punishment, yang tentu aja dalam koridor norma yang berlaku. Misal aja punishment yang berlaku, kalo ada yang dianggap ngelakuin pelanggaran kesepakatan, maka bakal ditegur dengan cara yang baik oleh pasangan, dan yang ditegur musti belajar nerima dan MAU BERUSAHA BERUBAH

Sistem rewardnya, misal aja, setiap pasangan memenuhi komitmen, ucapkan terima kasih dengan tulus. Karena pada suatu titik kehidupan, manusia butuh apresiasi akan apa yang udah dilakuinnya.

Dengan aturan main yang disepakati bersama ini, minimal akan ada pembagian waktu untuk cowo dengan hobinya, cewe dengan hobinya, dan tentunya waktu bersama yang tidak boleh diinterupsi dengan hobi masing-masing. Saat bersama inilah waktunya SAMA-SAMA BERUSAHA SENANTIASA TAMPIL LEBIH MENARIK, karena magnet kemenarikanlah yang membuat kehidupan menjadi juga menarik.

Dalam persepsi sayah, ngejalanin kehidupan ama manusia lain emang butuh kesepakatan secara umum. Ga perlu detail-detail amat ko…karena detail-detail itulah yang  akan dibuat secara spontan, setelah saling lebih memahami pasangan. Detail-detail yang akan menjadi unsur kejutan dalam hidup berpasangan.

R.M.R

No comments:

Post a Comment