![]() |
http://www.hnzjhj.com/fileupload/image/2010/4/26/20104269341265.jpg |
Hari ini sayah dapet
pelajaran kehidupan, tentang berkeluarga, dari kehidupan keluarga lain. Di
tulisan kali ini, diceritakan sayah seorang laki-laki 5 tahun, yang punya satu
adik perempuan dan satu kakak laki-laki. Saat ini Ayah sayah sudah tidak
bekerja dengan tetap, karena perusahaannya baru saja mengalami kebangkrutan.
Pekerjaannya sekarang yang serabutan, mengakibatkan penghasilannya tidak
menentu. Bunda menambah penghasilan untuk kebutuhan keluarga dengan menjual
pulsa secara elektronik, bisnis relatif sederhana, namun menghasilkan.
Penghasilan Ayah dan
Bunda tidak mencukupi pengeluaran kami sekeluarga, namun matematik kehidupan
berkata lain. Ada tambahan uang diberikan secara rutin oleh sanak keluarga
kepada kami, bahkan biaya sekolah sayah, adik, dan kakak pun dibiayai oleh
sanak keluarga. Pola ini berlangsung cukup lama… cukup lama sehingga kakak laki-laki
sayah sekarang telah masuk kelas 2 SMA. Entah bagaimana kehidupan keluarga
sayah berlanjut, apabila Ayah masih saja belum mau berubah lebih, walau sudah
ribuan kali kami beritahu.
Ini bukan tulisan yang
mempermasalahkan tentang pikiran konvensional, bahwa Ayah untuk mendapatkan
uang harus memiliki pekerjaan tetap, bekerja kantoran. Tapi ini tentang kemauan
untuk mampu secara mandiri menafkahi keluarga, tidak mengandalkan bantuan
orang lain. Ini tentang keinginan yang kuat dari seorang Ayah, untuk
berusaha lebih baik dalam menjemput rezeki yang telah Allah siapkan. Ini
tentang seorang Ayah, yang mau mengikuti seluruh aturan main Allah,
bukan aturan main lainnya.
Adik, sepupu, dan
keluarga besarku…yang perempuan. Terutama yang belum menikah dan berkeluarga.
Tolong diteliti secara baik, data perceraian dari pengadilan agama yang ada di
Indonesia. Data perceraian YANG ADA menyebutkan bahwa, gugat cerai yang
diajukan oleh perempuan lebih banyak daripada laki-laki yang mengajukan talak
dalam pernikahannya. Artinya dalam hal ini, banyak perempuan yang belum cukup
mengenali calon suaminya sebelum menikah, sehingga baru tersadar setelah
menikah bahkan punya anak, bahwa suaminya tidak punya kemampuan untuk memimpin
keluarganya, dan kemudian mengajukan cerai.
Indikator mengenalinya…pastikan
calon anda, berusaha keras mengikuti aturan main Allah. Saat ia berusaha keras untuk itu, ia
akan juga berusaha keras memperjuangkan keluarganya, karena Allah.
R.M.R
No comments:
Post a Comment