Thursday, August 29, 2013

Everything Happens For A Reason …

http://2.bp.blogspot.com/-WgsRnCbk-hA/T7E31XWKXuI/AAAAAAAAATE/OIOJyRc6yPY/s320/everything+happens.jpg


Semua peristiwa kehidupan yang hadir dalam kehidupan kita, bukan terjadi secara kebetulan. Semua yang terjadi ada di dalam tatanan yang teratur dari Sang Maha Pengatur, bahkan saat menurut kita, situasi tidak teratur.

Saat anda sedang melajukan kendaraan anda menuju jalan pasar baru,misal, semula jalanan begitu lancar beraturan. Namun seketika jalanan menjadi macet, akibat ada beberapa kendaraan yang menyalip antrian rapi kendaraan. Anggapan sisi spontan, yang sedang terjadi adalah ketidakteraturan. Namun dalam lingkup jalan pasar baru, yang terjadi tetap adalah sebuah keteraturan, keteraturan dalam cakupan jalan pasar baru.

Atau contoh lain…ada saat dimana anda sebal dengan seseorang, dan anda ingin share cerita ini ke sahabat anda, untuk dicarikan solusi menghadapinya. Bukan sekedar berbagi perasaan sebal. Anda merencanakan untuk share cerita itu via pesan singkat, dan ternyata…anda salah mengirimkan tujuan pesan. Yang seharusnya anda kirim ke sahabat anda, ternyata anda kirim ke orang yang anda sebalkan itu.

Pada sisi spontan, yang terlihat awalnya adalah berantakannya suatu rencana. Namun saat kita melihat pada sisi yang lebih luas, jalur pencarian solusi ternyata dipermudah oleh-Nya. Teman anda yang menyebalkan itu menjadi sadar dengan teguran tidak terencana yang telah anda kirimkan. Teguran secara nyata yang sebelumnya tidak berani anda lakukan.

Hikmah sebuah peristiwa akan selalu ada, bagi yang mau mencari.


R.M.R









Thursday, August 22, 2013

Mau Ngapain?...

http://cheneloquacious.files.wordpress.com/2008/09/confused_by_zeland1.png

Tidak sedikit orang yang melakukan kegiatan dalam kesehariannya, namun tidak memahami alasan, mengapa ia melakukannya. Dalam banyak hal. Dalam banyak bidang kehidupan. Seringkali jawaban yang keluar saat ditanya alasan dari melakukan kegiatan… ”Apa salahnya mengikuti?”

Misal saja, saat ada saudara kita yang sakit. Budayanya adalah, kita datang menjenguk. Bahkan dengan banyak orang kalau bisa, jadi apabila kita kehabisan bahan obrolan, ya siapa tahu…orang yang datang bersama kita bisa membuat obrolan makin berkembang. Jadi bingung kan ini tujuan jenguknya apa? :’)

Sayah pribadi saat menjenguk, maksimal  bisa ikut action mengobati dengan terapi, minimal ya berdoa,hee. Waspadai tujuan-tujuan yang membuat bias. Misal saja, menjenguk yang sakit, diberi oleh-oleh junk food. Lah ini yang ngejenguk mau bantu yang sakit agar sehat, atau biar kondisi yang sakit bahkan yang stand by ngejaganya menurun? :’)

Jadi ya memang…hidup itu harus jelas tujuannya. Harus jelas alasan mengapa kita melakukan hal tersebut, dan kaitan sebab akibat antara alasan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Kita mesti waspada. Karena pendengaran, penglihatan dan akal akan dipertanggung jawabkan.

R.M.R

Monday, August 19, 2013

Untuk Adik, Sepupu, Dan Keluarga Besarku…Yang Perempuan.

http://www.hnzjhj.com/fileupload/image/2010/4/26/20104269341265.jpg

Hari ini sayah dapet pelajaran kehidupan, tentang berkeluarga, dari kehidupan keluarga lain. Di tulisan kali ini, diceritakan sayah seorang laki-laki 5 tahun, yang punya satu adik perempuan dan satu kakak laki-laki. Saat ini Ayah sayah sudah tidak bekerja dengan tetap, karena perusahaannya baru saja mengalami kebangkrutan. Pekerjaannya sekarang yang serabutan, mengakibatkan penghasilannya tidak menentu. Bunda menambah penghasilan untuk kebutuhan keluarga dengan menjual pulsa secara elektronik, bisnis relatif sederhana, namun menghasilkan.

Penghasilan Ayah dan Bunda tidak mencukupi pengeluaran kami sekeluarga, namun matematik kehidupan berkata lain. Ada tambahan uang diberikan secara rutin oleh sanak keluarga kepada kami, bahkan biaya sekolah sayah, adik, dan kakak pun dibiayai oleh sanak keluarga. Pola ini berlangsung cukup lama… cukup lama sehingga kakak laki-laki sayah sekarang telah masuk kelas 2 SMA. Entah bagaimana kehidupan keluarga sayah berlanjut, apabila Ayah masih saja belum mau berubah lebih, walau sudah ribuan kali kami beritahu.

Ini bukan tulisan yang mempermasalahkan tentang pikiran konvensional, bahwa Ayah untuk mendapatkan uang harus memiliki pekerjaan tetap, bekerja kantoran. Tapi ini tentang kemauan untuk mampu secara mandiri menafkahi keluarga, tidak mengandalkan bantuan orang lain. Ini tentang keinginan yang kuat dari seorang Ayah, untuk berusaha lebih baik dalam menjemput rezeki yang telah Allah siapkan. Ini tentang seorang Ayah, yang mau mengikuti seluruh aturan main Allah, bukan aturan main lainnya.

Adik, sepupu, dan keluarga besarku…yang perempuan. Terutama yang belum menikah dan berkeluarga. Tolong diteliti secara baik, data perceraian dari pengadilan agama yang ada di Indonesia. Data perceraian YANG ADA menyebutkan bahwa, gugat cerai yang diajukan oleh perempuan lebih banyak daripada laki-laki yang mengajukan talak dalam pernikahannya. Artinya dalam hal ini, banyak perempuan yang belum cukup mengenali calon suaminya sebelum menikah, sehingga baru tersadar setelah menikah bahkan punya anak, bahwa suaminya tidak punya kemampuan untuk memimpin keluarganya, dan kemudian mengajukan cerai.

Indikator mengenalinya…pastikan calon anda, berusaha keras mengikuti aturan main  Allah. Saat ia berusaha keras untuk itu, ia akan juga berusaha keras memperjuangkan keluarganya, karena Allah.

R.M.R

Saturday, August 17, 2013

Pelajaran Saat Mengambil Mata Kuliah Hukum Islam

http://3.bp.blogspot.com/-wUsC_CUywrE/T03S3JY1mLI/AAAAAAAAAm0/itWtAmd381A/s1600/%2525D9%252585%2525D8%2525AD%2525D8%2525AA%2525D8%2525A7%2525D8%2525B1.jpg


Di awal-awal perkuliahan, saat sayah kuliah ilmu hukum, saya harus membawa mata kuliah wajib, yaitu hukum Islam. Ada obrolan yang masih sayah ingat, antara sayah dengan dosen pembimbing sayah tempo hari. Menurut beliau kurang lebih begini, hukum Islam berbeda dengan agama Islam. Karena itu tidak wajib semua muslim paham tentang hukum Islam, dan disinilah tugas kita kelak, para lulusan fakultas hukum, untuk menyelesaikan kasus yang menyangkut hukum Islam.

Saat itu sayah tidak sependapat dengan beliau, walau saat itu ketidaksependapatan  sayah kemukakan langsung. Menurut sayah, yang namanya muslim ya muslim. Ga ada istilah setengan muslim atau seperempat muslim. Yang namanya muslim itu jadi wajib untuk berserah kepada aturan-aturan Allah. Nah untuk berserah kepada aturan-aturan Allah, ya menjadi sangat logis apabila kita perlu paham terlebih dahulu, yang mana aturan-aturan dari Allah itu. Baru berusaha mengaplikasikannya. Untuk memahami itu, kita per individu diberikan akal oleh Allah. Maka bagi sayah menjadi tidak logis, apabila kita sudah diberikan akal, tetapi tidak berusaha memaksimalkan pemahaman terhadap aturan Allah untuk diterapkan di kehidupan pribadi. Malah menggantungkan akal atau pemahaman kepada orang lain.

Sayah ingin memahami, bukan karena ingin dipanggil ustads bahkan kiyai. Tapi sayah perlu memahami aturan Allah, untuk paham, alasan kenapa sayah diciptakan, kemana sayah harus mengarahkan, menetapkan tujuan hidup, dan bagaimana sayah harus menjalani hidup untuk mencapai tujuan tersebut.

Relatif menyebalkannya, keadaan yang ada sekarang, malah menjauhkan manusia untuk memahami aturan-aturan Allah. Membuat hal lain menjadi lebih penting. Seolah-olah sistem yang ada sekarang ingin menciptakan kondisi, agar manusia melupakan…alasan penciptaan, kemana tujuan penciptaan, dan bagaimana cara yang baik dan benar untuk mencapai tujuan tersebut.

R.M.R

Tuesday, August 13, 2013

Sakit Itu Cara Tubuh Berkomunikasi

http://www.deherba.com/media/k2/items/cache/27b4275cdf67fac8ef7af010ec180724_XL.jpg


Ada keyakinan pada diri sayah, bahwa semua makhluk ciptaan Allah itu berbicara. Hanya saja bahasanya yang berbeda, sehingga kita harus lebih membuat peka diri sendiri, untuk mampu memahaminya.

Tubuh manusia, punya bagian tubuh yang mampu berbicara secara verbal, yaitu mulut. Tapi bagi sayah, bagian tubuh yang lainnya pun berbicara. Saat kita haus, itu bahasanya mengatakan kalau badan kita kurang cairan, sehingga perlu minum. Saat kita lapar, itu bahasanya mengatakan kalau badan kita kurang suplai energy, sehingga salah satu solusinya kita perlu makan. Saat bagian tubuh kita ada yang dirasakan sakit, itu adalah sebuah sinyal, bahwa ada yang tidak normal sedang terjadi pada bagian tubuh kita. Maka dari itu, sebagai rasa syukur manusia terhadap Allah, kita menjadi wajib untuk mengevaluasi diri, apa yang salah pada pola hidup kita, sehingga ada bagian dari tubuh kita yang merasa sakit. Ingat ya….evaluasi diri, bukan berarti sekedar mengalihkan fokus pikiran, ataupun memberikan penghilang rasa sakit, untuk memanipulasi bahasa tubuh tersebut.

Evaluasi…bagaimana kondisi pikiran anda, waspadai stress. Karena stress akan berpengaruh banyak kondisi psikologis dan fisik. Untuk jelasnya, bisa dibaca buku the true power of water tulisannya masaro emoto.
Evaluasi…bagaimana asupan gizi terhadap tubuh anda, apakah pas?. Pas disini maksudnya adalah, kebutuhan konsumsi tiap manusia itu berbeda, coba perhatikan kebutuhan badan anda, cari tau apa yang dibutuhkannya.
Evaluasi…bagaimana rutinitas olah raga yang anda lakukan, apakah cukup?. Manusia membutuhkan olah raga secara rutin, untuk setidaknya memberikan suplai oksigen yang lebih kepada tubuh, agar tubuh lancar dalam melakukan tugasnya.
Evaluasi…bagaimana istirahat anda?. Saat anda sudah beristirahat tanpa bermimpi, itu merupakan indikator, bahwa istirahat anda cukup. Karena mimpi adalah akibat dari masih ada hal yang anda anggap sebagai beban dari hidup, sehingga berbuah mimpi. Segera cukupkan ilmu, dan cari solusi untuk menghadapi tantangan tersebut.

Seengganya, itu dulu yang perlu dilakukan untuk berusaha hidup sehat. Saat anda sudah berkeluarga, terutama yang membaca tulisan ini laki-laki. Maka anda punya kewajiban untuk membimbing istri dan anak anda untuk hidup sama-sama sehat. Membimbing bukan berarti menyuruh ini dan itu. Membimbing berarti anda menjadi teladan untuk melakukan hidup sehat, dan mengajak serta mereka untuk sama-sama sehat.

Sayah ingin mengutip quote dari LENTRHAKA… “Karena sehat, tidak ternilai”

R.M.R

Setengah + 1


http://3.bp.blogspot.com/-OEI3_utg3Lk/Thz1wyOHnYI/AAAAAAAAARU/Ps1yd7LPK14/s1600/half-empty-or-half-full.jpg

Tidak sedikit orang yang berusaha untuk tetap ada di dalam zona aman, zona nyaman, menurutnya. Tidak mau terlalu maju, tidak mau terlalu mundur. Kalo sengaja telah berbuat salah, segera sengaja berbuat yang benar baik, agar imbang katanya. Atau lebihkan sedikit agar bisa masuk surga katanya. Singkatnya…melakukan hitungan matematis “pahala” hidup.

Kalau mau hitung-hitungan, nih sayah ada sedikit gambaran…

Negara Indonesia sampai saat ini, adalah negara hukum, yang berarti segala tindakan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia, diatur dalam suatu aturan main. Untuk tindakan pidana, tindakan warga negara yang dapat merugikan kepentingan umum, salah satu aturan mainnya ada di Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Ada satu pasal dalam KUHP yang sebagai berikut…

Pasal 362 KUHP

“Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”

Inti dari pasal itu ngasih tau kita, kalo ada yang ngambil dikittt aja barang hak milik orang lain, maka bisa kena pidana. Nah…kalo mau itung-itungan, ngapain juga ngambil dikit-dikit…ya sekalian aja sebanyak mungkin…kena ancaman hukuman pidananya sama aja kan. Walo ya emang ntar hukuman pastinya, ada proses “nego” dulu antara jaksa dengan pengacara, yang ntar diputuskan oleh hakim yang bijak.

Nah…jangan salah paham dulu, disini sayah bukan nganjurin biar pada nyuri, ngerampok, dsb, dll, etc,hehe. Yang mau sayah bilang…idup di dimensi cobaan ini jangan nanggung. Kalo kita mau konsisten berjuang di jalan Allah, kita musti perjuangin. Kita musti kaji itu firman-firman Allah, sebagai peta dan kompas kehidupan, biar kita ga tersesat. Kalo mau konsisten ngelawan aturan Allah, ya bisa juga. Tentunya ingat…ada KONSEKUENSI DARI TIAP PERBUATAN. Konsekuensi yang bisa jadi langsung dapet di dimensi ini, dan jadi deposit perhitungan di dimensi lainnya.

R.M.R  

Monday, August 12, 2013

Tugas Kita Belum Usai

http://media.salemwebnetwork.com/worshiphousemedia/resource/images/main/s/mm/img/sea/itsnotoverwhenitsover.jpg


Hari itu, 11 Agustus 2013 di siang hari. Iza mengirimkan pesan singkat kepada saya, bahwa Farhan, sepupu saya yang sedang sakit, ingin menemui saya. Keinginannya baru bisa saya penuhi di malam harinya, sekitar jam setengah 8 malam.

Malam itu badan Farhan menggigil. Selimut tebat tidak berpengaruh banyak, karena memang hawa dingin yang dirasakan Farhan banyak berasal dari dalam badan, bukan karena cuaca Bandung yang memang sedang relatif dingin, saat itu.

Farhan minta saya untuk menerapinya, minta saya untuk menyalurkan energi tubuh saya ke badannya, agar lebih hangat. Namun tidak  bisa lama, karena badan Farhan saat itu sudah sangat sensitif. Energi terapi dirasakannya sakit apabila terlalu lama.

Malam itu Farhan (F) bertanya kepada Bundanya (B) . Mungkin tidak persis sama, tapi kurang lebih begini percakapannya…

F        :  “Bun, teh Fammi nginep?”.
B       : ”Iya, kan nemenin Bunda jaga Farhan”.

F        : ”Kalo a Rommy?”…
B       : “A Rommy pulang..”
F        :  “Aaah…”.

Farhan keberatan kalau saya meninggalkan Rumah Sakit Hasan Sadikin (R.S.H.S), malam itu. Akhirnya saya menginap di R.S.H.S. Bukan masalah, karena memang saya bertekad memberikan yang terbaik yang bisa saya berikan untuk membantu Farhan.

Rasa sakit dan dingin, bergantian, bahkan bersamaan, dirasakan oleh Farhan. Sampai akhirnya perawat memberi morfin (lagi) untuk Farhan, agar Farhan dapat istirahat dengan baik, karena keesokan harinya, Farhan  rencannya akan “disinar”.
Farhan menanyakan pertanyaan yang membuat saya berpikir sejenak malam itu. Kurang lebih seperti ini percakapannya…

F        : “A, ini gimana cara ngilangin sakitnya?”
R       : “…”
R       : “…”
R       : “Coba berusaha ikhlasin ‘an. Rasa sakitnya jangan dilawan, tapi “dinikmati”, dan rasakan saja”
F        : “Tapi sakit banget a…”
R       : “Iya…soalnya kan semua cara udah berusaha kita semua lakuin”.
Jawab saya sambil tersenyum.
F        : “…”

Malam itu posisi saya banyak stand –by di kursi, depan ranjang Farhan. Saya perhatikan Farhan mulai bisa tidur dari sekitar jam setengah 1 dini hari. Sampai sekitar setengah 4, saya perhatikan lagi, kondisi Farhan masih tidur. Nafasnya yang sesak, membuat bahunya menjadi terangkat saat bernafas. Itu kondisi terakhir saya meninggalkannya.

Saya membangunkan Fammi, pamitan untuk pulang. Tidak tega rasanya membangunan Bunda yang sedang istirahat di kursi samping ranjang Farhan, karena saya bisa cukup merasakan lelahnya fisik dan psikis Bunda. Bunda butuh istirahat, pikir saya.

Meninggalkan ruangan, saya makan dulu di depan R.S.H.S, dan sampai ke rumah, sekitar jam setengah 5. Sampai sana ada beberapa miscall dari Bunda, dan saat saya telepon balik, nadanya sibuk. Saya kirim pesan singkat, dan Bunda kembali menelepon. Sambil menangis Bunda bilang…”Farhan udah ga ada Rom…”

Sesegera mungkin saya dan cice berangkat ke R.S.H.S. Sampai disana, Bunda mempertanyakan, apakah saat saya meninggalkan ruangan, Farhan masih ada. Dengan tegas saya mengiyakan, karena saya yakin dengan apa yang saya lihat. Waktu meninggalnya Farhan diperkirakan pukul setengah 4 sampai setengah 5 subuh. Saat Bunda bangun sekitar setengah 5, Farhan sudah dalam keadaan meninggal.

Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kepada Allah lah kami akan kembali.

Subuh, 12 Agustus 2013, tugas Farhan sebagai hamba-Nya di dimensi cobaan ini telah usai. TAPI TUGAS KITA BELUM USAI. Selama nyawa masih di raga, dan nafas masih berhembus. Perjuangan kita untuk konsisten di jalan-Nya tidak boleh kalah gigih dari perjuangan Farhan melawan penyakitnya.
  
R.M.R