![]() |
http://images.electricfairground.com/I-M-ONLY-RESPONSIBLE-FOR-WHAT-I-SAY-NOT-FOR-WHAT-YOU-UNDERSTAND-Framed-Quote-835.png
Persepsi dibentuk
berdasarkan luas sudut pandang, ilmu, pengalaman dan pemahaman manusia itu
sendiri.
Maka dari itu, dari satu hal yang sama, dapat muncul lebih dari satu persepsi.
Gambar dari http://worldtruth.tv/wp-content/uploads/2012/02/ImageProxy-82.jpg , contoh
persepsi mampu dibentuk.
Atau sayah kasih contoh
real dalam persepsi...
Salah satu status dan peran dalam kehidupan sayah adalah sebagai
dosen, dan sebagai dosen sayah menerapkan konsep mengajar dengan konsep mengajar manusia.
Maksudnya
adalah, sayah coba mengenali masing-masing karakter dari mahasiswa/i.
*BUKAN HANYA MAHASISWI …pliz,
jgn samakan sayah dengan persepsi anda yang baca artikel ini :’(
Sayah mencoba mengenali agar
lebih paham apa tantangan mereka masing-masing sehingga sulit memahami materi
yang sayah ajarkan.
Sayah berusaha memotivasi masing-masing dari mereka dengan
cara mereka masing-masing. Tidak menyama ratakan.
Karena tiap manusia yang
berbeda, jelas butuh perlakuan yang berbeda pula.
Apabila setelah sayah
berupaya maksimal, berusaha mendorong mereka mencapai pencapaian terbaik, namun
ternyata sebagian mahasiswa/i sayah mendapat hasil yang tidak sesuai dengan yang mereka
harapkan.
Maka kesimpulan sayah, mereka kurang berupaya maksimal dalam proses.
Apabila semua mahasiwa/i
sayah gagal, maka sayah yang perlu evaluasi standar dari upaya maksimal sayah.
Setelah yang sayah
lakukan, muncul berbagai persepsi.
Misal saja pada kelas di mana sayah
mengajar, sayah dibincangkan memiliki hubungan khusus dengan mahasiswi,
karena mungkin sayah dilihat saat sedang berdiskusi
(Saat sayah berdiskusi
dengan mahasiswa, apa perlu persepsi gay muncul?. Pliz lah. Naudzubillah).
Informasi itu langsung
sayah klarifikasi ke semua kelas yang sayah ajar, bahwa selama sayah mengajar
di kelas anda, sayah tidak akan punya hubungan khusus dengan mahasiswi sayah.
Sehingga menjadi jelas, atau sayah perjelas lagi...cara membedakan sayah punya niat membina hubungan khusus itu, sayah yang bakal bilang dan action.
Muncul usulan-usulan, agar
pendekatan sayah berbeda.
Tapi apa benar dengan
pendekatan berbeda, menjadi lebih baik dan terhindar dari persepsi?.
SAMA SEKALI tidak. Been
there, done there.
Sayah udah pernah
beberapa kali membuat profil yang berbeda saat mendidik, atau saat bersilaturahim.
Dan persepsi tetap banyak muncul.
Sehingga sekarang sayah
dalam posisi relatif acuh terhadap persepsi orang lain.
Relatih acuh terhadap
orang-orang yang bergerak menjauhi sayah,
Relatif acuh terhadap orang-orang yang bergerak mendekati
sayah, atau
Relatif acuh terhadap orang-orang yang tidak bereaksi terhadap sayah.
Yang sayah coba
prioritaskan sekarang, persepsi Allah.
Sayah berusaha ingin lebih
memahami persepsi Allah, dengan cara lebih memahami ayat Allah yang tertulis maupun tersirat.
Yang berada di dalam Al Qur’an maupun di
jagat raya ini.
Tugas sayah dilahirkan
ke dunia ini sayah prioritaskan, dari sekedar mengurusi banyak persepsi orang.
R.M.R
|
- Rommy M.R sebagai dosen
- R.M.R the Magister of Ceremony
- Event Organizer Segilima
- Segilima Notes
- Yoga Terapi di Kota Bandung Bersama RommYoga
- Bimbingan Belajar Dengan RMR
- Partner Rommy M.R
- Rekaman Siaran Rommy M.R
- Jasa Profesional Hipnoterapi Bandung
- Tes Potensi Minat dan Bakat di Bandung
- Jasa Analisa Tulisan dan Tanda Tangan Palsu di Ban...
- Informasi Mata Kuliah Hukum
- Informasi Mata Kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan
- Informasi Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
- Informasi Mata Kuliah Dasar-Dasar Logika

Wednesday, July 31, 2013
Persepsi
Wednesday, July 24, 2013
Tentang Zaakwarneming
![]() |
http://www.infobdg.com/v2/wp-content/uploads/2013/02/Pemeliharaan-Taman.jpg |
Teman's yang memperlajari ilmu hukum, terutama yang sudah belajar hukum perikatan, akan ngeh ama istilah "zaakwarneming". Tentang zaakwarneming ini diatur di Pasal 1354 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sebagai berikut
"Jika seseorang dengan sukarela, dengan tidak mendapat perintah untuk itu, mewakili urusan orang lain, dengan atau tanpa pengetahuan orang itu, maka ia secara diam-diam mengikatkan dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan itu, HINGGA ORANG YANG IA WAKILI KEPENTINGANNYA DAPAT MENGERJAKAN SENDIRI URUSAN ITU. Ia memikul segala kewajiban yang harus dipikulnya, seandainya ia dikuasakan dengan suatu pemberian kuasa yang dinyatakan dengan tegas."
Biar lebih clear, dicontohin dalam kasus...
Misal, sayah punya tetangga, nah tetangga ini udah ninggalin rumahnya lama pisannnn, ampe rumput di kebunnya tumbuh liar. Sayah sebagai tetangga yang bageur, kece, dan cari perhatian # owhhh, ngebantu tuk motongin tuh rumpuh ampe rapi. Walo sayah ga disuruh atau diminta ama tetangga sayah itu. Nah kalo kita ngerujuk ke pasal diatas, maka setelah sayah pernah sekali aja ngebantu motongin tuh rumput tetangga, maka sayah harus konsisten melakukan itu, ampe tetangga sayah bisa ngerjain sendiri.
Ga sedikit yang paham pasal ini, jadi emoh ngebantu orang lain, karena bisa jadi harus konsisten ngebantunya. Ruar biasa ya..efek dari, yang kalo sayah bilang, penanaman pengetahuan di alam bawah sadar manusia, untuk jangan ngebantu orang lain, karena bisa jadi repot sendiri.
Beuh...makin dibuat tidak akrab kita punya bangsa.
R.M.R
Friday, July 19, 2013
Tugas Manusia
Pernah terpikir saat
itu, tentang keadaan di saat ini…
Mengapa sayah hadir di
dunia ini sebagai manusia ya?
Mengapa sayah hadir
sebagai sayah ya?
Bukan kucing, atau
tumbuhan mungkin ? :-O
Jawaban sayah saat ini…
Tuhan punya hak
menentukan, siapa yang berhak lahir sebagai manusia.
Penting
untuk kita ingat, kita dilebihkan sehingga memiliki kemampuan untuk melakukan
banyak hal.
Dan...
Ada potensi terbaik dari
Tuhan untuk setiap manusia.
Potensi terbaik yang
menjadi pembeda.
Potensi terbaik yang
menjadi amanah bagi pengembannya, sebagai tugas lahir ke dunia.
R.M.R
Tuesday, July 16, 2013
Banyak-Banyaklah Bekerja dan Abaikan Keluarga
![]() |
http://smeira.blog.terra.com.br/files/2009/01/windowslivewriterinternetem20205otempoeasrealidades-131e3workaholic-thumb.jpg |
Sayah punya gambaran, bahwa dalam masyarakat dibentuk sebuah sistem yang membiasakan agar manusia bekerja kantoran, dalam arti kerja sekitar 7-8 jam setiap hari, belum termasuk apabila lembur di hari biasa atau hari libur. And in my opinion, bekerja kantoran ini yang membuat pendidikan untuk anak dalam keluarga oleh orang tua, lemah!.
Saat kualitas banyak keluarga lemah, ini akan membuat kualitas sebuah kota ikut melemah. Saat kualitas banyak kota melemah, sebuah provinsi akan ikut melemah. Dan saat kualitas banyak provinsi melemah, maka negara akan ikut melemah. Dahsyat emang efek dari sistem yang disyiarkan ke masyarakat ini. Membuat kualitas keluarga lemah, yang akan punya pengaruh secara berantai ke kualitas negara.
Salah satu efek bekerja kantoran adalah, pekerja tidak akan lagi mempunyai cukup waktu dan energi untuk anaknya. Sepulang kerja, yang ada adalah sisa waktu dan energi untuk anaknya. "Tapi kan ada istri yang bertugas mendidik anak??". Begitu mungkin self defence anda bereaksi. Memang itu anak dari istri anda saja, sehingga anda terlepas dari kewajiban mendidiknya secara intensif ??!. Belum lagi apabila istri anda juga bekerja kantoran. Mau dapat gelar mana ayo pilih...anak hasil didikan babysitter?. anak hasil didikan mertua?. anak hasil didikan family?.anak hasil didikan sinetron?. anak hasil didikan orang tuannya?. CHOICE IS YOURS.
Ya, benar. Mungkin anda menjawab, bahwa semata-mata yang anda lakukan untuk mencari nafkah, untuk mampu melanjutkan hidup. Nah... cerita diatas belum berakhir loh...kalau kondisi diatas, diperbuas dengan kondisi anak yang sakit, apa yang akan anda lakukan?..apakah anda akan intensif merawat anak anda dan cuti bekerja?..berapa lama anda boleh cuti bekerja?..apakah anda akan intensif merawat anak anda dan berhenti bekerja?..lalu dari mana anda mampu mendapatkan uang untuk keberlangsungan hidup keluarga anda?..
Moga pertanyaan-pertanyaan di atas mampu mentrigger, agar kita berusaha mencari solusi terbaik yang mampu kita pikirkan dan terapkan untuk persiapan keberlangsungan hidup di dimensi cobaan ini.
Salah satu efek bekerja kantoran adalah, pekerja tidak akan lagi mempunyai cukup waktu dan energi untuk anaknya. Sepulang kerja, yang ada adalah sisa waktu dan energi untuk anaknya. "Tapi kan ada istri yang bertugas mendidik anak??". Begitu mungkin self defence anda bereaksi. Memang itu anak dari istri anda saja, sehingga anda terlepas dari kewajiban mendidiknya secara intensif ??!. Belum lagi apabila istri anda juga bekerja kantoran. Mau dapat gelar mana ayo pilih...anak hasil didikan babysitter?. anak hasil didikan mertua?. anak hasil didikan family?.anak hasil didikan sinetron?. anak hasil didikan orang tuannya?. CHOICE IS YOURS.
Ya, benar. Mungkin anda menjawab, bahwa semata-mata yang anda lakukan untuk mencari nafkah, untuk mampu melanjutkan hidup. Nah... cerita diatas belum berakhir loh...kalau kondisi diatas, diperbuas dengan kondisi anak yang sakit, apa yang akan anda lakukan?..apakah anda akan intensif merawat anak anda dan cuti bekerja?..berapa lama anda boleh cuti bekerja?..apakah anda akan intensif merawat anak anda dan berhenti bekerja?..lalu dari mana anda mampu mendapatkan uang untuk keberlangsungan hidup keluarga anda?..
Moga pertanyaan-pertanyaan di atas mampu mentrigger, agar kita berusaha mencari solusi terbaik yang mampu kita pikirkan dan terapkan untuk persiapan keberlangsungan hidup di dimensi cobaan ini.
Solusi yang berasal dari aturan-aturan Tuhan.
R.M.R
R.M.R
Subscribe to:
Posts (Atom)