Monday, May 20, 2013

Mantapkan arah tujuan hidup

http://1.bp.blogspot.com/-yDRIg18jePU/UDXX7C4IwMI/AAAAAAAAAR0/M4AixHdGR4s/s1600/langkah-imil.jpg

Di awal perkuliahan semester ini, sayah memberi pertanyaan kepada mahasiswa/mahasiswi sayah. Pertanyaannya sama pada semua kelas yang sayah didik.

“Selepas anda lulus, anda ingin berprofesi sebagai apa?”.  

Setelah menjawab pertanyaan ini, misal saja ingin menjadi akuntan. Mahasiswa/i itu sayah minta untuk membuat kontrak hukum dengan tema akuntan. Menariknya kontrak yang mereka buat itu boleh dibilang kebanyakan belepotan.  Bagaimana belepotannya? Bagian kontrak yang seharusnya membahas detail  sisi hak dan kewajiban seorang akuntan, tidak mereka gali. Padahal apabila memang benar keinginannya menjadi akuntan, berarti sebelumnya ia telah paham tentang apa itu profesi akuntan? bagaimana proses menjadi akuntan?, dan apa tugas akuntan?. Karena sudah tau tentang hal tersebut, dan melihat “manfaat” untuk menjadi akuntan, maka ia ingin menjadi akuntan. Ya, setidaknya begitu logika yang sayah pahami. Orang tau  bahkan paham terlebih dahulu tentang suatu hal, baru menentukan pilihan.

Melihat kenyataan yang bertentangan, bahwa yang mayoritas mereka pilih, tidak mereka pahami. Sayah punya kesimpulan sementara, bahwa mereka belum yakin dengan pilihan profesi yang ingin mereka gapai…mungkin apakah  karena pilihan itu sekedar pilihan ikut-ikutan teman?. Profesi pilihan orang tua atau keluarga?. Entahlah. Yang pasti,  itu tanda masih kurangnya ilmu untuk mampu memilih.

Segerakan cukupkan ilmu, dan mantapkan arah tujuan hidup.

R.M.R 

No comments:

Post a Comment