Pendidikan kewarganegaraan, pelajaran yang diberikan di kurikulum sekolah Indonesia. Pelajaran ini diberikan sejak pertengahan tingkat sekolah, tampaknya dengan harapan agar warga negara Indonesia sejak kecil belajar menjadi warga negara teladan. Untuk menjadi warga negara yang tau ilmu untuk berwarganegara, sehingga mampu mendukung berdirinya NKRI yang baik, untuk dunia yang lebih baik. Itu cita-citanya.
![]() |
http://3.bp.blogspot.com/-ezjTUZou8VU/T19W77nO8yI/AAAAAAAAAX0/OmM0dEeMrSs/s1600/bb.jpg |
Ada poin yang dilupakan, bahwa
manusia pada fitrahnya akan menyerap dengan baik pelajaran yang diberikan,
apabila pembelajar itu merasa butuh akan pelajaran tersebut. Merasa pelajaran
itu penting dalam hidupnya, sehingga perlu dipelajari.
Pro-kontra antara harapan dan kenyataan pelajaran kewarganegaraan sayah rasakan selepas belajar di sekolah formal. Tidak ada materi utuh yang sayah ingat tentang pelajaran kewarganegaraan. Yang sayah ingat adalah pengajar kewarganegaraan kami, yang menilai ujian dengan standar harus persis sama dengan buku pedoman. Kami dididik menjadi penghafal-penghafal hebat.Sayah ingat bukan karena merasa butuh atau menilai menghafal itu penting. Tapi saya ingat, karena untuk lulus ujian pelajaran tersebut, sayah harus menghafalnya.
Tugas kami para pelajar saat itu ialah menyimak yang diucap ulang oleh pengajar dari buku, menghafalkannya, lalu menuangkan ulang dalam kertas ujian. Saat sayah merenungkan ulang sekarang, tampak sungguh tidak maksimal akal yang sudah Tuhan berikan, apabila akal kita pakai hanya untuk menghafal. Hafal sejenak sebelum ujian, lupa di keesokan harinya.
Pro-kontra antara harapan dan kenyataan pelajaran kewarganegaraan sayah rasakan selepas belajar di sekolah formal. Tidak ada materi utuh yang sayah ingat tentang pelajaran kewarganegaraan. Yang sayah ingat adalah pengajar kewarganegaraan kami, yang menilai ujian dengan standar harus persis sama dengan buku pedoman. Kami dididik menjadi penghafal-penghafal hebat.Sayah ingat bukan karena merasa butuh atau menilai menghafal itu penting. Tapi saya ingat, karena untuk lulus ujian pelajaran tersebut, sayah harus menghafalnya.
Tugas kami para pelajar saat itu ialah menyimak yang diucap ulang oleh pengajar dari buku, menghafalkannya, lalu menuangkan ulang dalam kertas ujian. Saat sayah merenungkan ulang sekarang, tampak sungguh tidak maksimal akal yang sudah Tuhan berikan, apabila akal kita pakai hanya untuk menghafal. Hafal sejenak sebelum ujian, lupa di keesokan harinya.
![]() |
http://4.bp.blogspot.com/-BO_eSdeyDj0/T3nleLJwglI/AAAAAAAAAMI/pkTyGlX6FAc/s1600/Akal.jpg |
Pelajaran kehidupan selalu menarik. Suatu ketika saya
dihubungi oleh pihak dari Universitas Widyatama, diinformasikan bahwa lamaran
dosen sayah diterima, dan sayah diminta untuk mengajar hukum bisnis. Tapi
ternyata, semester itu tidak ada mata kuliah hukum bisnis, maka singkat cerita
sayah ditawari untuk mengajar mata kuliah kewarganegaraan. WOW. Belum terbayang
saat itu, bagaimana sayah akan mengajar pelajaran kewarganegaraan, agar bermanfaat maksimal.
Walau demikian, tantangan mengajar
kewarganegaraan sayah terima. Hidup bagi sayah adalah rangkaian
tantangan-tantangan yang kita hadapi sedari kecil sampai dengan batas waktu di
dimensi ini berkakhir. Dari satu tantangan, ke tantangan yang lain, disana kita
mesti banyak belajar. Itu pelajaran kehidupan dari-Nya. Untuk mampu lebih baik
beribadah kepada-Nya.
![]() |
http://dudukbersila.com/wp-content/uploads/2011/12/Walking-on-Clouds.jpg |
Sebelum mengajar perdana, sayah menyiapkan sistem yang
akan sayah terapkan di kelas :
- Di kelas, sayah akan membuat kesepakatan aturan main untuk disiplin. Alam mengajarkan kita untuk disiplin, semua ada waktunya.
- Di kelas, sayah mengutamakan pendidikan agar mampu berkomunikasi, bersosialisasi dengan santun.
- Kelas sayah kondisikan agar diisi dengan diskusi, saling mengisi ilmu. Sayah sebagai dosen tidak selalu lebih tahu, atau pasti lebih mampu dalam segala hal.
- Bentuk tugas perkuliahan sayah buat lebih fleksibel. Agar mahasiswa/i lebih kreatif mengeluarkan potensinya. Kreatifitas di sekolah formal, hampir ditutupi penuh dengan sistem ajaran sekedar menghafal.
Selamat berjuang bagi yang sudah
lulus kelas kewarganegaraan. Selamat berjuang konsisten menjadi teladan
dan pembawa kebaikan untuk orang lain. Bagi yang mendapat nilai mutu belum sesuai
dengan harapan...
PERTAMA tolong cek kembali keinginan kuliah anda. Mungkin
tempat anda belajar bukan di kampus. Sayah yakin anda genius dengan potensi
anda, tapi bukan sebagai akademisi kampus.
KEDUA, apabila anda sudah
memantapkan diri akan menjadi akademisi kampus, maka tolong evaluasi sudah
berapa maksimal anda dalam mengatur diri untuk belajar di kelas/memahami
tentang pelajaran, mengatur diri untuk memenuhi tugas tepat waktu. Mengatur
diri agar siap ikut UTS dan UAS.
Karena salah satu tantangan hidup, adalah mengatur,
mengendalikan diri sendiri.
RMR
![]() |
http://3.bp.blogspot.com/-DahFYhJYUd8/TvY7hShhPwI/AAAAAAAAA4s/HdxPQ4R9Au8/s1600/sujud.jpg |
No comments:
Post a Comment